Selasa, 21 Juni 2011

Jilbab : kewajiban atau fashionable?

Pertumbuhan era globalisasi mengakibatkan semakin memanasnya suhu bumi, juga mengakibatkan efek yang beranting. Lalu bagaimana perkembangan jilbab di kalangan mahasiswa pada era yang serba transparan ini. Jilbab adalah pakaian terusan panjang menutupi seluruh badan kecuali tangan, kaki dan wajah yang biasa dikenakan oleh para wanita muslim.
Penggunaan jenis pakaian ini terkait dengan tuntunan syariat islam untuk menggunakan pakaian yang menutup aurat.
Jilbab, sebenarnya telah disyariatkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu, jilbab terealisasikan dengan efektif dan efisien. Tidak heran jika pada masa itu disebut sebagai masa pencerahan Islam. Dalam Islam pemakaian jilbab telah dijelaskan sebagaimana terdapat pada surat An Nuur ayat 31: "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka."
Jilbab, hingga saat ini memang masih direalisasikan oleh generasi muslimat. Begitu juga dalam kehidupan mahasiswa penuh dengan dinamika memang wajar jika menjadi sorotan publik. Di balik Kelincahan, keaktifan dan kekreatifan mahasiswa, terdapat berbagai hal atau bahkan fenomena yang menarik untuk ditelisik atau dikupas. Seperti layaknya fenomena gaya berjilbab di kalangan mahasiswi.
Hakikatnya, jilbab merupakan penutup aurat yang diwajibkan oleh agama Islam kepada para perempuan yang memeluk agama Islam. Jilbab merupakan pakaian yang mampu menutup seluruh tubuh wanita mulai dari ujung tambut hingga ujung kaki, terkecuali telapak tangan dan muka.
Namun, seiring berjalannya waktu, jilbab saat ini tidak hanya sekadar penutup aurat saja. Saat ini jilbab telah menjadi salah satu tren fashion (gaya berbusana) yang tidak kalah menterengnya dengan berbagai busana modis yang saat ini merajalela di kalangan mahasiswi
Tapi yang menjadi pertanyaan sat ini adalah apa niat dan tujuan mereka mengenakan jilbab?. Sebenarnya, bagaimana mahasiswi melihat jilbab saat ini? Apakah jilbab yang ada saat ini masih sesuai dengan tuntunan, atau hanya sekedar memenuhi tuntutan berpakaian sebagai seorang wanita muslim untuk menutupi aurat? Kiranya pertanyaan-pertanyaan mendasar tersebut menarik sebagai langkah awal mengetahui maraknya fenomena “Jilbab Gaul” yang saat ini sedang berkembang di kalangan mahasiswi.
Sebab, saya yakin generasi muslimat saat ini memiliki fondasi yang berbeda dalam memakai, menilai, dan memaknai jilbab. Ada yang memakai jilbab karena 100% taat pada agama, ada yang memakai jilbab hanya sekedar formalitas saja.
Lebih parah lagi, kalau jilbab hanya dijadikan sebagai adem-adem sirah atau sebagai sarana adol ayu. Tidak perlu menudingkan jari pada muslimat siapapun yang memberlakukan asaz tersebut. Dilingkungan kita sendiri saja, banyak mahasiswi muslimah yang belum tahu maksud dan tujuan mereka memakai jilbab. Di lembaga-lembaga pendidikan Islam pun tidak jauh berbeda, sehingga baru-baru ini juga muncul istilah “ JILMON” (Jilbab Montok). Oleh karena itu, para generasi muslimah , pastikan niat dan tujuan anda memakai jilbab mulai sekarang.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tujuan kita memakai jilbab benar-benar sesuai dengan syariat Islam; Pertama, tanamkan pada benak kita bahwa pemakaian jilbab bukan sekadar menutup kepala, akan tetapi menjalankan syariat Islam sebagai seorang muslimat. Kedua, jangan menganggap jilbab sebagai budaya atau formalitas dalam campus. Ketiga, jangan memakai jilbab dengan niat mengikuti tren. Dan Keempat, pandanglah jilbab sebagai identitas muslimah.
Alangkah baik dan indahnhya bila kesadaran diri memakai jilbab ini lahir karena kita telah benar-benar mengerti alasan yang hakiki mengapa kita harus memakai jilbab. Bukan hanya karena ingin mengikuti trend yang sedang laris digandrungi atau formalitas dari sebuah lembaga. Karena disadari atau tidak, bila kita sudah memutuskan diri untuk memakai jilbab, maka kita harus juga paham konsekuensi yang akan timbul karenanya. Kita harus bisa menjaga sikap dan tingkah laku kita yang dulunya mungkin agak sedikit kurang baik menjadi lebih baik. Karena kalau tidak orang akan menilai kita tidak baik pula.
Namun apa pun itu, hal ini masih jauh lebih baik dari pada tidak sama sekali. Kita kembalikan saja semuanya kepada diri kita masing-masing. Apakah kita memakai jilbab karena menganggap ini sebagai sebuah keharusan sebagai wanita muslim untuk meningkatkan iman dan Islam atau kita hanya sekedar mengikuti trend dan formalitas dalam sebuah lembaga.

Senin, 06 Juni 2011

Bercerita


mereka menertawakanku

mereka marah padaku

ketika aku bercerita tentangmu

iya, tentang kamu....

kenapa mereka seperti itu?

hey kawan.. hanya ini yang bisa kulakukan sekarang,

karna hidup tak memberiku banyak pilihan

selain mencintainya....


____ amore's story